Selasa, 10 November 2009

Tugas Pengantar Penelitian Kebudayaan 4: Wawancara Etnografis

Nama : Maha Dewi Widayaningsih
NPM : 10606042
Kelas : 4SA01
Pengantar Penelitian Kebudayaan

1. Bagaimana seorang etnografer melakukan wawancara etnografis?
Inti dari etnografi adalah untuk memperlihatkan makna-makna tindakan dari kejadian yang dialami oleh seseorang yang ingin kita pahami. Selain observasi yang panjang, wawancara adalah teknik lain yang digunakan oleh para etnografer untuk mendapatkan data yang mereka butuhkan. Teknik wawancara yang digunakan para etnografer di etnografi versi awal adalah wawancara yang panjang, berkali-kali, dengan beberapa informan kunci sebagai pelaku sejarah (informan oriented). Orientasi penelitian pada saat itu masih seputar perubahan sosial dan kebudayaan masyarakat.
Wawancara dalam etnografi digunakan untuk menggali lebih dalam informasi dari topik yang telah ditentukan, mengetahui riwayat hidup, memahami pengetahuan dan kepercayaan, dan penjelasan tentang tindakan.Saat melakukan wawancara terhadap informan, sebaiknya dilakukan wawancara yang penuh dengan kehangatan atau persahatan. Pada saat wawancara perlu menginformasikan tujuan, penjelasan etnografis (seperti perekaman, model wawancara, waktu, dan suasana atau kondisi serta bahasa asli), penjelasan pertanyaan (meliputi pertanyaan deskriptif, struktural, dan kontras). Saat sedang melakukan wawancara, hendaknya jangan sampai menimbulkan kecurigaan sebab akan mengganggu si informan.
Peneliti sebagai tamu di lingkungan informan tidak bisa mengatur situasi menjadi ‘ideal’. Kehadiran orang lain akan berpengaruh pada kualitas data – yang mungkin menjadi sebuah ‘kesepakatan’ bersama dengan teman dan kerabat yang hadir. ’Jaim’ (‘jaga image’) mungkin menjadi istilah yang tepat untuk menggambarkan sikap informan ketika wawancara dilakukan di antara teman dan kerabat lainnya. Kepekaan peneliti untuk menangkap situasi dan kemampuannya untuk mengatur strategi bertanya menjadi sangat diperlukan dalam keadaan demikian. Dalam penulisan laporan, kehadiran orang lain dan suasana ketika wawancara dilakukan juga menjadi data penting.
Wawancara bisa dilakukan dalam berbagai situasi (formal dan informal). Bagi seorang peneliti etnografi, melakukan wawancara adalah suatu keharusan. Itu artinya menjadi keharusan pula bagi seorang peneliti etnografi untuk bisa membuat informan untuk mau bercerita panjang lebar tentang segala hal yang ditanyakan. Wawancara di sini lebih diartikan sebagai kegiatan ‘berbincang-bincang’ atau ‘ngobrol’ dengan informan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.

2. Apakah perbedaan wawancara etnografis dengan percakapan persahabatan?
Wawancara etnografis merupakan jenis peristiwa percakapan (speech event) yang khusus. Menurut Spradley, wawancara etnografis merupakan serangkaian percakapan persahabatan yang ke dalamnya peneliti secara perlahan memasukkan beberapa unsur baru untuk membantu informan memberi jawaban sebagai seorang informan.
Dalam wawancara etnografis terdapat beberapa unsur yang tidak terdapat di dalam percakapan persahbatan. Unsur-unsur tersebut diantaranya:
a. Menggunakan kata dan kalimat sapaan
b. Tidak ada tujuan eskplisit
c. Menghindari pengulangan
d. Mengajukan pertanyaan
e. Menunjukkan minat
f. Menunjukkan ketidaktahuan
g. Bergiliran
h. Penyingkatan waktu
i. Terdapat sela waktu
j. Penutupan (tidak pernah berhenti tanpa beberapa ritual verbal yang mengatakan “selesai”)
Saat wawancara informan dan etnografer menyadari bahwa pembicaraan selayaknya mempunyai arah dan tujuan. Sehingga percakapan cenderung lebih formal dibandingkan dengan percakapan persahabatan. Etnogfrafer secara perlahan mengontrol pembicaraan, dengan cara mengarahkan pembicaraan ke arah jalur-jalur yang menuju pada penemuan pengetahuan budaya si informan.
Namun dalam pelaksanaannya, wawancara etnografis biasanya menggunakan cara percakapan persahabatan. dan memasukkan pertanyaan-pertanyaan etnografi. Gaya percakapan persahabatan tersebut digunakan untuk memberikan informasi dan untuk menciptakan suasana yang santai. Sehingga informan akan lebih terbuka dalam menyampaikan informasi dan tidak merasa diinterograsi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar