Sekali pun sering dituduh sebagai hewan yang berpotensi menyebarkan virus toksoplasma yang bisa membahayakan janin manusia., keberadaan kucing sebagai hewan kesayangan tetap tidak bisa dikesampingkan dalam sejarah eksistensi manusia di dunia ini. Dibandingkan dengan anjing yang juga mendapatkan tempat sebagai hewan peliharaan favorit bagi manusia, kedekatan kucing dalam sejarah manusia justru telah ada lebih lama.
Di Mesir, negara yang dikenal pertama kali sebagai negara pemuja kucing, hewan lucu berbulu halus ini mendapat tempat yang istimewa. Ini dibuktikan dengan adanya mitos tentang Dewi Bast yang dipuja sebagai pelindung kaum wanita yang berwujud wanita berkepala kucing. Bast adalah permaisuri Dewa Ptah dan ibu dari Mihos, dan juga diyakini sebagai mata-mata Dewa Ra, dewa matahari yang sangat diagungkan rakyat Mesir. Mitos mengenai Dewi Bast ini diperkuat setelah ditemukannya mummi seekor kucing dalam makam yang dikeramatkan di lembah sungai Nil. Orang Mesir meyakini bahwa mummi kucing itu adalah simbol perwujudan Dewi Bast di dunia manusia.
Tidak hanya di Mesir, di Jepang mau pun di negara-negara Eropa, kucing juga mendapat tempat yang istimewa sebagai hewan kesayangan selain anjing. Kita sering mendengar dari cerita-cerita, bahwa para penyihir di Eropa selalu memelihara kucing hitam, bukan? Sebetulnya ada kesalahpahaman tentang keberadaan kucing hitam tersebut. Kucing hitam dianggap sebagai pembawa sial karena ia adalah hewan peliharaan penyihir di Eropa di abad pertengahan. Padahal, sesungguhnya keberadaan kucing hitam itu adalah untuk menjaga majikannya (sang penyihir) dari bala atau hal-hal jahat yang selalu mengincar. Dengan kata lain, kucing hitam dipelihara oleh para penyihir untuk menolak musibah. Sebab berdasarkan penelitian sejarah, diketahui bahwa keberadaan penyihir atau cenayang memang tidak pernah disukai oleh masyarakat pada masa tersebut karena dianggap berhubungan dengan kekuatan iblis. Itu sebabnya, pada masa tersebut para penyihir selalu diincar untuk dibunuh. Padahal jika menilik secara logika di masa kini, penyihir atau cenayang adalah orang-orang yang kebetulan memiliki kemampuan indera keenam atau kekuatan supranatural dan tidak selalu bersifat jahat. Itulah sebabnya para penyihir atau cenayang di zaman dahulu memelihara seekor kucing hitam; untuk menolak mara-bahaya.
Sedangkan bagi orang Jepang, kucing adalah hewan yang teramat istimewa. Bahkan, konon orang Jepang lebih memilih memelihara kucing dibanding memelihara anjing. Para kaisar yang pernah menduduki tahta pemerintahan, konon selalu memelihara kucing. Ini dikarenakan adanya mitos turun-temurun yang menyatakan bahwa kucing adalah hewan kesayangan Dewa Amaterasu, dewa matahari. Sebagai hewan kesayangan dewa, kucing sering turun ke dunia manusia dan melaporkan segala yang dilihatnya itu kepada para dewa. Jika ia menemukan seseorang yang berhati mulia namun sangat miskin, ia akan melaporkannya kepada dewa kemakmuran agar orang baik tersebut diberikan rahmat rezeki. Dari mitos ini pulalah lahir boneka ManekiNeko, yaitu boneka atau patung kucing yang duduk dengan melambaikan satu kaki depannya. Kita sering melihat patung seperti ini di toko-toko. Patung ini adalah simbol rezeki atau kemakmuran, karena orang Jepang percaya bahwa kucing itu mendatangkan rezeki. Mitos ini tidak hanya dipercaya oleh orang Jepang saja, tapi juga oleh orang-orang China yang dikenal sebagai pedagang ulung.
Itulah sebabnya, bagi orang Jepang, kucing dianggap hewan yang keramat. Mereka percaya, jika seseorang membunuh kucing dengan sengaja, maka kesialan akan mengikuti sepanjang sisa hidupnya akibat kutukan dewa.
“Sekalipun kamu tidak menyukai kucing, jangan sengaja membunuhnya atau resiko kutukan akan mengikuti sisa hidupmu sampai kau mati…”
Begitulah paham yang dianut oleh orang-orang Jepang. Sebetulnya, tidak terlalu berbeda dengan mitos kepercayaan orang Indonesia . Orang Indonesia juga menyakini bahwa membunuh kucing dengan sengaja (misalnya sengaja menabrak kucing dengan mobil) maka akan membawa kesialan sepanjang umur bagi si pelakunya. Bagi umat muslim, kucing dipercaya sebagai hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW. Sedangkan bagi umat non-muslim, kucing diyakini mempunyai kekuatan menangkal roh-roh jahat atau makhluk halus. Konon, hantu memang tidak menyukai rumah yang penghuninya memelihara kucing.
Saking mengagungkan kucing, konon orang Jepang tidak akan memperlakukan jenazah kucing mereka dengan sembarangan. Sampai sekarang, tradisi ini masih tetap berlaku bagi orang Jepang. Jika kucing peliharaan mereka mati, orang Jepang akan mengubur jenazah sang kucing di pemakaman khusus hewan seperti layaknya pemakaman manusia. Mereka memasang dupa di kuburan kucingnya dan mendoakan agar arwah sang kucing diterima di Kerajaan Dewa.
Diyakini, sebagai imbal-baliknya, arwah sang kucing akan melaporkan perlakuan baik yang diterimanya selama berada di bawah asuhan sang majikan kepada dewa dan dewa akan memberkati manusia yang menjadi majikannya tersebut. selain itu, banyak peribahasa dan ungkapan-ungkapan bahasa Jepang yang menggunakan kata neko (kucing) di dalamnya, diantaranya adalah sebagai berikut:
· Nekojita artinya lidah kucing, yang digunakan menjuluki orang yang tidak bisa makan makanan panas karena lidahnya sensitif.
· Karite kita neko artinya kucing pinjaman.
· Neko kawaigari suru artinya sangat memanjakan kucing.
· Neko ki koban artinya memberi uang emas pada kucing.
Terlepas dari segala mitos yang melekat padanya, kita memang harus mengakuui bahwa kucing adalah hewan yang sangat lucu dan menggemaskan. Kucing adalah mamalia predator yang cerdas, namun bisa amat manja bila terbiasa dekat dengan manusia. Namun, belakangan ini para pecinta kucing memang agak resah karena adanya berita tentang virus toksoplasma. Sebetulnya, menurut perkembangan penelitian medis, toksoplasma bukan virus, melainkan sejenis protozoa yang bisa dihindari dengan perawatan kucing yang baik. Pada dasarnya kuman ini berkembangbiak di kotoran kucing.
Untuk menghindari terjangkit toksoplasma, sebetulnya mudah. Latihlah kucing buang hajat di ‘WC’ khusus-nya dan bersihkan WC tersebut setiap hari. Karena pada dasarnya kucing adalah hewan yang cukup cerdas, ia akan paham untuk tidak buang hajat sembarangan jika dilatih. Jangan lupa selalu mencuci bersih tanganmu setiap selesai mengelus-elus kucing peliharaanmu, mandikan kucingmu secara rutin (minimal satu bulan sekali) berikan juga makanan bergizi dang anti air minumnya secara teratur. Penyayang kucing sejati secara rutin juga akan memeriksakan kucingnya ke dokter hewan untuk check-up kesehatan. Namun, jika biaya pas-pasan, sebetulnya tanpa perlu ke dokter pun, kamu bisa menghindarkan kucingmu dari toksoplasma dengan perawatan yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar