Jumat, 11 Desember 2009

Kitty Tips and Trick



1.      Cara menggendong kucing
Kadang kala, kita melihat ada orang yang membawa kucing dengan cara mencubit tengkuk lehernya, sehingga sebagian besar bawahnya bergelantungan di udara saat orang itu “menjinjing” sang kucing. Sebenarnya, cara membawa kucing seperti ini sangat salah dan tidak boleh ditiru! Cara seperti itu akan menyiksa si kucing, ibaratnya sama seperti kalau leher kita dijerat dengan tali. Kita tahu kalau induk kucing memang menggendong anaknya dengan cara demikian. Tapi, itu karena dia (induk kucing itu) tidak punya dua tangan seperti manusia. Lagipula, tubuh anaknya saat itu masih kecil, sehingga masih amat ringan dan tidak membahayakan bagian bawah tubuhnya. Nah, saat si kucing itu tumbuh dewasa, cara menggendong yang benar adalah harus dalam posisi dipeluk seluruh badannya dengan kedua tangan kita. Tekuk bagian ekornya ke bagian bawah perutnya supaya kita juga merasa lebih higienis saat menggendongnya.

2.      Komunikasi
Kita juga bisa berkomunikasi dengan hewan peliharaan kita. Khusus kepada kucing, kita bisa berkomunikasi dengan cara sebagai berikut: 
a.       Berkenalan. Berlututlah dan sodorkan telapak tanganmu dalam keadaan terbuka ke depan wajah si kucing. Biarkan dia bergerak perlahan sampai akhirnya mengendus telapak tanganmu. Bila sudah demikian, pelan-pelan rabalah moncongnya, lalu gerakan telapak tanganmu untuk mengelus kepalanya. Lakukan semuanya secara perlahan-lahan. Ingat! Jangan melakukan gerakan yang tiba-tiba seperti mencengkeram wajahnya atau mendadak berdiri, karena hal itu akan mengejutkan si kucing. 
b.       Kita juga bisa mengetahui apa yang akan dilakukan si kucing dengan mengamati body language (bahasa tubuh-nya) seperti berikut:
·        Saat si kucing merasa waspada dan curiga, biasanya telinganya akan tegak, moncong bergerak lebih maju, mengendus-endus dan kumisnya mencuat, ekornya berdiri lurus, dan cakarnya keluar.
·        Saat si kucing siap beraksi, biasanya telinga akan tegak mengarah ke depan, matanya akan fokus pada satu pandangan, kaki belakang menekuk seperti siap melompat (biasanya ia akan melakukan ancang-ancang dulu), ekor menyelaraskan posisi badan.
·        Saat si kucing merasa biasa-biasa saja (cenderung hatinya sedang senang), biasanya ekornya akan berdiri ke atas, tapi tidak terlihat lurus karena tegang.
·        Saat si kucing menyapamu seperti halnya seorang teman berkata “Halo!” atau menandai bahwa kamu adalah “keluarga” baginya, biasanya ia akan dalam posisi berdiri, tubuhnya agak melengkung namun bulunya tetap rebah, ekornya melengkung ke dalam, cakar tidak keluar, dan ia akan menggosokkan tubuhnya ke kakimu sambil berjalan agak jinjit.
·        Saat si kucing marah, biasanya posisi tubuhnya mirip dengan posisi tubuh saat ia menyapa, tapi bedanya terlihat pada sekujur bulu yang berdiri menegang, cakarnya keluar, tatapan matanya fokus ke obyek yang akan diterkamnya, dan meneluarkan suara mengeong yang disertai desisan.
·        Saat si kucing merasa aman dan dia mempercayaimu, biasanya ia akan berguling, merebahkan diri, dan membuka bagian perutnya untuk kamu belai. Tandanya ia percaya bahwa kamu tidak akan menyakitinya.

3.      Menyikapi kucing kecil yang menangis
Kucing yang masih kecil, biasanya akan mengeong-ngeong jika induknya tidak ada di dekatnya. Jika kamu memungut anak kucing tanpa induk dan ia mengeong-ngeong saat malam hari, segera letakkan kain-kain perca, bantal atau selimut hangat di tempat tidurnya. Biasanya, si kucing kecil ini mengeong-ngeong di malam hari karena merasa kedinginan. Kamu juga bisa meletakkan bantal termos yang sudah diisi air hangat dan dilapisi dengan handuk bekas di dalam tempat tidurnya. Dengan begini, si anak kucing akan merasa hangat.

4.      Pelajaran tanpa memukul
Tahukah kamu bahwa kenakalan kucing sebenarnya hampir mirip dengan kenakalan anak manusia? Karena itu, bila kamu melihat kucing peliharaanmu nakal, jangan memukulnya dengan penuh marah. Karena si kucing akan trauma dan ia justru tidak akan pernah tahu apa kesalahannya. Hal ini sama seperti anak manusia kan? Jadi, jika menghadapi kenakalan si kucing, kita hanya perlu memarahinya dengan intonasi nada suara yang berat sambil mengacungkan jari telunjuk ke depan pandangannya. Misalnya, si kucing merusak sebuah barang, marahi dia dengan intonasi nada berat sambil pegangi dan arahkan moncongnya ke benda yang sudah ia rusak. Dengan begitu, ia akan mengerti bahwa kamu tidak suka dia merusak barang itu. Kamu boleh memukulnya jika dalam kasus ia naik ke atas meja dan mencuri makanan. Tapi, ingat, pukul hanya bagian bokongnya dan jangan lakukan keras-keras. Intinya, pada saat memarahi kucing, kamu hanya perlu menaikkan intonasi nada suaramu dan fokuskan ke matanya. Biasanya si kucing akan paham arti kemarahanmu. Cara memarahi dan memberi pelajaran seperti ini seringkali terbukti lebih manjur dibandingkan jika kamu memukul si kucing secara asal dan sekuat-kuatnya.

Kucing, sama halnya seperti anjing, adalah hewan peliharaan favorit yang memiliki kecerdasan lebih tinggi dibandingkan hewan-hewan peliharaan lainnya. Jadi, kamu harus memperlakukan hewan-hewan semacan ini dengan agak ekstra. Tidak hanya cukup dengan sekedar diberi makan dan dielus-elus. Dengan pengalaman, lambat laun kamu akan mendapatkan “tips dan trick” yang lebih banyak lagi agar semakin piawai “bersahabat” dengan mereka.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar